Author's photo inventory Memasak makanan Indonesia di luar negeri memang tidak selalu gampang. Kenangan abang-abang lewat di depan rumah sambil meneriakkan makanan dagangannya lalu kita sambut dengan suka cita di depan pintu rumah di Indonesia untuk memesan dan bahkan menambahkan permintaan spesial seperti “tambahkan bawang gorengnya“, atau “cabainya banyakin ya“, terlalu indah. Lalu ketika diam di tempat tinggal perantauan, kita hanya bisa mencelos tiap kali mendapati kiriman foto makanan indonesia di beranda media-media sosial. Kalau sudah seperti itu, dengan tekad bulat (baca : keterpaksaan), niat untuk memasak makanan sendiri muncul. Namun ternyata susah juga untuk membulatkan tekad walau sudah ada niat karena keraguan dan pertanyaan-pertanyaan muncul : berarti harus lihat resep di internet atau buku resep ya, tapi beli bahan masakan dimana ya ? , nah kalau pun sudah sampai di toko nanti kalau mau tanya bahan saya kan tak tahu arti nya dalam bahasa sini... Sepe
Château de M é ry-Sur-Oise, France Kelak akan datang hujan Membasahi bumi yang gersang Kelak akan datang malam Meneduhi alam yang garang Kelakpun akan datang mentari Menggantikan malam yang pekat Seperti itulah dirimu Mencintaiku dengan cara yang tepat Lalu, kapankah kau kan datang mentari ku Tuk mengisi jiwa ku lagi Akankah ada kesempatan untukku Tuk dapatkan dirimu lagi Tolong aku, ku terperosok di jurang sempit yang sama Semakun ku menanjak, semakin jauh jalan keluarnya Kurasa memang disinilah tempatku Terkutuk lah aku di dalam jurang cinta pekatmu 2004
Sepanjang tahun 2004, tepatnya pada setiap hari Rabu seorang guru bahasa Indonesia selalu berkata di depan kelas "ayo kumpulkan buku kreatif nya". Waktu itu saya duduk di kelas 2 di salah satu Sekolah Menengah Atas di Jakarta. Konsekuensi dari seruan guru ini adalah semua murid di kelas memutar otak bagaimana setiap minggunya bisa mengumpulkan buku kreatif yang harus sudah diisi dengan tulisan terbaru tiap minggu nya kepada sang guru jika ingin mendapatkan nilai bagus di laporan hasil belajar akhir tahun. Tulisan bisa berupa cerpen, puisi, prosa, atau apapun itu, yang penting asli bikinan sendiri. Pada hari dimana buku itu dijadwalkan untuk dikumpulkan, karena penasaran, teman-teman di dalam kelas saling meminta membaca buku kreatif milik yang lain. Ada yang memuji, mengomentari, bahkan menertawakan tulisan teman yang lain. Bagi banyak orang, masa SMA merupakan masa paling tepat untuk suka-sukaan. Masih belum yakin untuk dikatakan jatuh cinta, maka sebut saja
Comments
Post a Comment